Di sebuah desa "SWALLOW" hiduplah sebuah keluarga sakinah, mawadah, warohmah. Keluarga kecil ini hidup bahagia. Namun kebahagiaan itu tidak bertahan lama karena keadaan Ibu Cinderella yang kritis.
Cinderella : "Nyak… Nyak… Cepat sembuh, nyak…"
Ibu Cinderella : "Kamu harus mengikhlaskan enyak, nak."
Cinderella : "Sebaiknya nyak istirahat aja."
Keesokkan harinya Ibu Cinderella tidak bangun-bangun dari tidurnya.
Cinderella : "Nyak… bangun nyak… Jangan tinggalin Ella sendiri."
Tiba-tiba datanglah Abah Cinderella.
Abah Cinderella : "Istriku… Kenapa kamu pergi secepat ini… Aku masih cinta…"
Ibu Cinderella : "Aku ora tresno karo koe."(Improv)
Abah Cinderella : "Loh…" (Improv)
Cinderella dan abahnya masih belum menerima kenyataan pahit itu. Setahun berlalu, abah Cinderella menemukan bini baru seorang janda beranak dua dan memperkenalkannya kepada Cinderella.
Ibu Tiri : "Yuhuuu… ada orangnya kah yak?
Babe Cinderella : "Ella… kemari. Ada yang mau babe kenalkan."
Cinderella : "Iya, babe."
Babe Cinderella : "Kenalkan… ini ibu kamu yang baru dan ini saudara tirimu, Lola dan Lali."
Ibu Tiri : "Allamak… cantik kali anak kau ini." (Sambil memegang wajah Cinderella)
Lola dan Lali : "Cantik juga kita."
Babe Cinderella : "Babe… akan pergi untuk waktu yang cukup lama. Abah harap kalian semua bisa akur."
Cinderella : "Babe kan baru pulang, kenapa pergi lagi?"
Babe Cinderella : "Ini tugas mendadak. Babe pergi dulu."
Lola : "Babe hati-hati ya disana… Jangan lupa bawa oleh-oleh ya, bah…"
Lali : "Yang banyak ya be…"
Babe Cinderella : "Iya, nak. Ella mau apa?"
Cinderella : "Ella hanya ingin babe kembali ke rumah dengan selamat."
Babe Cinderella : "Baiklah,babe pergi dulu. (Sambil berpamitan) Ella, bawa kedua saudaramu ke kamarmu untuk istirahat.
Cinderella : "Baik, bah."
Babe Cinderella : "Tolong jaga anak-anak dengan baik." (Sambil berjalan menuju pintu)
Ibu Tiri : "Iya, aku akan menjaga anak-anak dengan baik. Terutama Ella, aku akan menjaganya seperti anakku sendiri." (Sambil mencium tangan suaminya)
Setelah Abah Cinderella pergi, ibu dan saudara tirinya melancarkan aksi jahatnya.
Di kamar.
Lali : "Aduh… Kamarnya kok kecil banget?!"
Lola : "Iya nih, apalagi untuk bertiga."
Lali : "Pasti tambah sempit!"
Lola dan Lali melemparkan tatapan penuh arti kea rah Cinderella.
Lola dan Lali : "Kamu yang harus pergi dari sini!!!"
Cinderella : "Kenapa harus aku yang pergi?! Ini kan kamarku!"
Lola : "Pokoknya kamu yang harus pergi dari kamar ini!"
Lali : "Iya! Kalo nggak, kita bakal laporin ke mama!"
Lola dan Lali : "Nyak… Nyak…" (Sambil berteriak)
Ibu Tiri : "Ada apa sih? Berisik banget!"
Lali : "Ini nyak, Ella nggak mau pindah ke kamar yang lain."
Lola : "Nyak, gimana kalau Ella tidur di gudang aja?"
Lali : "Iya, setuju, nyak."
Ibu Tiri : "Ide yang bagus! Ella, sekarang kemasi barang-barangmu dan segera pindah ke gudang!"
Cinderella : "Tapi nyak…"
Ibu Tiri : "Nggak ada tapi-tapian!"
Dengan terpaksa Cinderella mengemasi barang-barangnya sambil menangis. Saat Cinderella mengemasi barangnya, Lola mengambil boneka yang dibawa Cinderella, secara paksa.
Cinderella : "Kembalikan bonekaku, kalian boleh mengambil kamarku dan isinya, asalkan jangan boneka itu!"
Lola : "Tapi aku suka dengan boneka ini!"
Cinderella : "Itu boneka kesayanganku!"
Lali : "Udah, berikan saja boneka itu pada kami! Kan kita saudara! Barangmu barangku dan barangku bukan barangmu. Atau nggak aku panggilin mama lagi ni!"
Cinderella pun mengikhlaskan bonekanya dan bergegas pergi ke gudang.
Keesokan harinya.
Ibu Tiri : "Ella… Ella…"
Cinderella : "Iya, nyak…" (Sambil berlari) "Ada apa, nyak?"
Ibu Tiri : "Kamu ini darimana saja? Dipanggil kok lama betul! Sekarang cepat cuci baju-baju kotor ini setelah itu siapkan sarapan untuk saya dan kedua saudaramu."
Cinderella : "Kan ada pembantu, nyak."
Ibu Tiri : "Pembantu udah saya pecat! Oya, satu hal yang harus kamu ingat! Panggil saya 'nyonya', jangan panggil nyak."
Cinderella : "Baik, nyak… eh… Nyonya."
Saat Cinderella mencuci baju, tiba-tiba saudara tirinya, Lola pun datang.
Lola : "Tolong setrikain baju aku sekarang!!!"
Cinderella : "Tapi aku sekarang sedang mencuci baju."
Lola : "Aku nggak mau tau! Pokoknya setrikain sekarang!"
Cinderella : "Baiklah."
Lali : "Oya, sekalian bersihin kamar kita!"
Cinderella : "Iya, tapi setelah pekerjaanku selesai ya."
Lali : "Aduuuh… Ya sudah! Tapi kerja yang cepet ya."
Cinderella : "Iya, Lali."
Lali : "Eiiitttt!! Panggil saya nona Lali, ingat ya!"
Lola : "Dan saya nona Lola."
Cinderella : "Baik, non." (Dengan nada yang terpaksa)
Cinderella pun segera menyelesaikan pekerjaannya.
Kerajaan.
Raja : "Ehmm… Istriku, tak terasa anak kita sudah beranjak dewasa. Bagaimana kalau kita mengadakan pesta yang meriah dan dihadiri oleh seluruh rakyat di negeri ini?"
Ratu : "Waaahh… Ide yang bagus, suamiku. Bagaimana kalau pesta itu diadakan untuk mencari calon istri untuk anak kita?"
Raja : "Baiklah, kalau begitu, saya akan segera memerintahkan para prajurit untuk menyebarkan undangan ke seluruh rakyat negeri ini."
(Raja pun memanggil prajurit)
Prajurit : "Ada apa, Tuanku?" (Sambil membungkukkan badannya)
Raja : "Saya mau kamu dan prajurit lainnnya menyebarkan undangan ini."
Prajurit : "Baiklah, Tuanku. Hamba mohon pamit."
Ratu : "Kemari, anakku."
Pangeran : "Ada apa, Ibundaku?"
Ratu : "Ibu ingin mengadakan pesta besar-besaran untukmu."
Pangeran : "Benarkah?! Terimakasih, Ibunda. Saya akan merasa sangat senang dengan pesta itu nanti."
Keesokan harinya di rumah Cinderella.
Lola : "Kemana bonekaku? (sambil mencari-cari boneka) Kamu ya yang ngambil?! (Menuduh Lali)
Lali : "Enak aja, kemaren kan Ella yang beres-beres! Jangan-jangan dia lagi yang malingnya?!"
Lola : "Ellaaaaa…!!!" (Sambil teriak)
Cinderella : "Iya, non Lola."(Sambil lari tergesa-gesa menghampiri Lola)
Lola : "Kemana boneka yang kemaren ada di kamar ini?!"
Lali : "Kamu udah berani nyuri ya!" (dengan memasang wajah penuh kecurigaan)
Cinderella : "Tidak! Kemaren bonekanya masih ada kok di kasur."
Lola : "Aaahhh! Bohong kamu!"
Lali : "Ngaku aja kenapa?"
Lola : "Nggak mungkinlah maling ngaku, penuh penjara!"
Tiba-tiba Ibu Tiri Cinderella datang ke kamar.
Ibu Tiri : "Aduuuh… Apa lagi sih yang diributin?! Pasti kamu ya kambing hitamnya?!" (Menuduh Ella)
Lola : "Ini ni, nyak! Si Ella udah berani nyuri!"
Lali : "Udah gitu nggak mau ngaku lagi!"
(Ting tong ting tong, bel rumah berbunyi)
Ibu Tiri : "Aduuuh… Siapa lagi ini, Ella bukakan pintu."
Cinderella : "Baik, nyonya."
Cinderella pun segera keluar kamar dan mendapati ada sebuah undangan di lantai dekat pintu, Cinderella pun mulai membuka undangan tersebut, tapi Lali merebut undangan tersebut.
Lali : "Etttts, biar aku aja yang baca."(Sambil merebutnya dari tangan Ella)
Lali pun membaca undangan tersebut.
Lali : "Enyak… Lola… Cepetan kesini! Ada undangan dari kerajaan!"
Ibu Tiri : "Apa?! Apa isi undangannya?'
Lali : "Ini, nyak. Pangeran Ulang Tahun dan di Pesta Ulang Tahunnya nanti, dia akan mencari calon istri."
Lola : "Haaa???!!!Benarkah?!!
Ibu Tiri : "Waaah, bagus itu! Pokoknya hari ini kita belanja baju yang mahal dan mewah."
Cinderella : "Nyonya, apakah saya boleh ikut?"
Ibu Tiri,Lola,Lali : "Kamu ikut??? Ha…ha…ha…
Lali : "Jangan mimpi deh!"
Ibu Tiri : "Kamu pantasnya di rumah aja beres-beres dan cuci baju!"
Cinderella : "Tapi bukankah undangan itu ditujukan untuk semua orang di negeri ini? Aku ingin sekali menghadiri pesta itu."
Ibu Tiri : "Sebaiknya kamu bangun dari mimpimu!"
Lola : "Hahaha… Rasain tu!"
Cinderella pun menangis dan pergi ke gudang.
Di gudang.
Cinderella : "Hu…hu…hu… Akankah ada sebuah keajaiban yang menghampiriku? Oh, Tuhan, aku ingin sekali pergi ke pesta itu."
Tiba-tiba muncullah sesosok Ibu Peri yang baik hati dengan suaranya yang begitu bising.
Ibu Peri : "Yuhuuu… Peri cantik datang!!! Kenapa kamu bersedih anak manis?"
Cinderella : "Haaa???!!! Siapa kamu??" (Kaget dengan wajah yang penuh tanda Tanya)
Ibu Peri : "Saya peri dari sekian banyak peri yang diutus untuk menolongmu!!"
Cinderella : "Benarkah?! Kalau begitu aku butuh bukti!"
Ibu Peri : "Baiklah, apa hal yang paling kamu inginkan?"
Cinderella : "Aku ingin sebuah cokelat."
Ibu Peri : "Oke, kalau itu yang kamu mau. Bim sal bim jadi apa prok prok prok. Di bantu bantu bantu ya."
Triiing… Tiba-tiba sebatang cokelat pun muncul di hadapan Ella.
Cinderella : "Wahwah… Kamu benar-benar peri yang ajaib!"
Ibu Peri : "Nah, sekarang kamu percaya kan kalau saya seorang peri?! Mulai sekarang, kalau kamu butuh bantuan panggil saja saya Peri Tarni sebanyak-banyaknya, oke."
Cinderella : "Tarni itu yang ada di TV kan??"
Ibu Peri : "Itu tarno tau, itu bapak saya."
Cinderella : "Oooh gitu! Pantes mirip."
Cinderella pun mempunyai Ibu Peri yang akan siap menolongnya.
Keesokan harinya
Hari yang ditunggu-tunggu oleh rakyat Swallow pun tiba. Semua rakyat sibuk menyiapkan diri untuk pergi ke pesta ulang tahun pangeran. Terutama di rumah Cinderella, semua orang pada sibuk mendandani diri mereka masing-masing.
Lali : "Ella, sini dulu. Bantuin aku buat merias wajahku. Aku ingin terlihat cantik di depan pangeran."
Cinderella : "Iya, non Lali."
Lola : "Ella pilihkan baju yang bagus untuk aku kenakan di pesta nanti! Memangnya Lali aja yang pengen terlihat cantik!"
Lali : "Owh, tidak bisa… Ella sudah ku suruh duluan."
Tiba-tiba Ibu Tiri pun memanggil Cinderella.
Ibu Tiri : "Ella, tolong siapkan kendaraan untuk pergi ke pesta.
Cinderella : "Iya, sbentar, nyonya. Saya masih membantu non Lali dan non Lola."
Dan akhirnya, Ibu Tiri Cinderella dan kedua saudara tirinya pun siap pergi ke pesta. Namun sebelum itu.
Ibu Tiri : "Ella, kamu harus tetap di rumah. Jangan pergi kemana-mana. Dan pokoknya waktu kami pulang, rumah harus bersih! Kamu mengerti?!"
Cinderella : "Hmmm… Baik, nyonya. Saya mengerti."
Setelah itu, Ibu Tiri dan kedua saudara tiri Cinderella pun pergi. Dan tinggallah Cinderella sendiri.
Cinderella : "Ya Tuhan, jujur aku ingin sekali pergi ke pesta itu. Tapi… Ibu dan kedua saudara tiriku tidak mengizinkan aku pergi. Coba saja ada keajaiban untukku.
Namun Cinderella mengingat sesuatu.
Cinderella : "Oya, kan aku punya Ibu Peri. Kenapa aku tidak panggil dia saja. Mungkin saja dia bisa membantuku. Tapi aku lupa kayak apa manggil Ibu Peri itu… Hmm… (Sambil berpikir dan mengingat) Aku ingat. Namun apa mungkin dia datang saat aku panggil? Coba aja deh! Moga aja bisa. Tarni, Tarni, Tarni." (Memanggil Ibu Peri penuh harap)
15 detik kemudian.
Cinderella : "Lho, kok nggak datang-datang ya?! Padahal udah 15 detik nih. Aku panggil sekali lagi deh. Tarni, Tarni, Tarni…"
Ibu Peri : "Tara… Aku datang dengan membawa sejuta kebahagiaan. Can I help you?"
Cinderella : "Ibu Tarni, saya ingin sekali pergi ke pesta itu. Tapi tidak mungkin…"
Ibu Peri : "Apa sih yang tidak mungkin di tangan peri?! Apa yang kamu inginkan?"
Cinderella : "Aku ingin tampil secantik mungkin di pesta nanti."
Ibu Peri : "O… Tidak bisaaa… Aku bisa membuatmu tampil sangat cantik di pesta nanti, tapi tidak melebihi kecantikanku."
Cinderella : "Gubrak!!! Ni peri narsis amat. Oke lah kalau begitu."
Ibu Peri : "Bim sala bim jadi apa prok prok prok… di bantu di bantu bantu ya…"
Tiba-tiba Cinderella berubah menjadi cantik jelita. Cinderella pun bergegas pergi ke pesta.
Cinderella : "Astaga, aku masih pakai sandal jepit, tapi aku tidak mungkin kembali ke rumah, yasudahlah."
Di pesta.
Ibu Tiri : "Kanjeng Mami, ini lho perkenalkan kedua anak saya. Namanya Lola dan Lali."
Ratu : "Hallo, apa kabar?"
Lola dan Lali : "Baik Ibu Ratu."
Ratu : "Pangeran Carvil, kemari, nak."
Pangeran : "Iya, Bunda."
Ibu Tiri : "Waaah, tampan sekali Pangeran Carvil beda banget kalau di TV. Oya, kenalin anak-anak saya."
Lola dan Lali berebut untuk memperkenalkan diri kepada Pangeran Carvil.
Lola : "Hi, aku Lola…"
Lali : "Aku Lali." (Sambil menyingkirkan Lola dari hadapan Pangeran)
Lola : "Lali, apaan sih! Kan aku duluan!"
Lali : "Udah kamu diam aja!"
Lola : "Enak aja aku disuruh diam!"(Sambil menyingkirkan Lali)
Ibu Tiri : "Sudah-sudah! Ehm, Pangeran, bagaimana kalau…"
Tiba-tiba datanglah seorang gadis cantik yang membuat semua orang terpana.
Ibu Tiri : "Pangeran, Pangeran."(Menegur Pangeran yang sedang bengong)
Pangeran : "Sebentar."(Menuju ke arah Ella)
Lola dan Lali : "Aduh, kita dicuekin!"
Pangeran pun menghampiri Cinderella.
Pangeran : "Namamu siapa?"
Cinderella : "Namaku Cinderella."
Ratu : "Pangeran… Kemari untuk memotong kue."
Pangeran : "Iya, Ibunda."
Pangeran pun mendatangi ibunya sambil mengajak Cinderella untuk memotong kue.
Lola : "Pasti kue pertama untuk aku."
Lali : "Bukan… Pastinya untuk aku lah."
Ibu Tiri : "Ssssttt… Itu kue untuk mama."
Lola dan Lali : "Ih, mama kepedean! Ingat umur, ma."
Pangeran memberikan kue pertama itu kepada Cinderella.
Pangeran : "Kue pertama ini khusus ku berikan hanya untukmu."
Cinderella : "Terimakasih, Pangeran."
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 10.00 malam, Cinderella pun bergegas meninggalkan istana.
Cinderella : "Astaga, sudah jam 10, maaf Pangeran, aku harus pergi sekarang."
Pangeran : "Ada apa? Apakah ada masalah?"
Tanpa pikir panjang Cinderella pun bergegas pergi meninggalkan istana dan tanpa sadar sandal jepitnya terlepas dari kakinya.
Pangeran : "Tunggu…"
Cinderella : "Maafkan aku, aku harus pergi."
Pangeran : "Kenapa?"
Cinderella : "Kamu akan kecewa jika melihat aku yang sebenarnya."
Pangeran : "Cinderella…"
Cinderella terus berlari tanpa menghiraukan Pangeran.
Di rumah.
Lola : "Aduuuh… Kenapa Pangeran tidak memberikan kue pertama itu kepadaku?"
Lali : "Pangeran juga tidak memberikan kue pertama itu kepadaku! Malahan Pangeran memberikannya pada gadis lain. Memang siapa sih wanita itu?"
Lola : "Apakah nyak mengenal gadis itu?"
Ibu Tiri : "Mana mama tau siapa gadis itu! Semua ini salah kalian berdua yang tidak bisa merebut hati Pangeran!!!"
Lali : "Ini semua salah Pangeran yang tidak bisa memilih gadis dengan baik."
Lola : "Iya, betul. Mungkin Pangeran perlu menggunakan kacamata kuda!!!"
Lali : "Emang ada???"
Lola : "Ya adalah kalo diada-adain…"
Ibu Tiri : "Eh, eh… kenapa jadi bahas kacamata? Sekarang yang harus kalian pikirkan adalah bagaimana agar bisa merebut hati Pangeran?!"
Lali : "Ngomong-ngomong si Ella mana yah?"
Lola : "Iya nih, kok nggak kelihatan batang hidungnya?"
Di gudang.
Cinderella : "Malam ini adalah malam yang paling istimewa di hidupku."
Keesokan harinya.
Istana
Pangeran : "Bunda, iziinkan aku mencari gadis yang memiliki sandal ini."
Ratu : "Tentu saja anakku."
Pangeran : "Ayah, aku mohon pamit."
Raja : "Baiklah anakku, ayah akan mengutus prajurit untuk mendampingimu."
Diperjalanan
Prajurit : "Apakah Pangeran yakin akan menemukan gadis pemilik sandal ini?"
Pangeran : "Tentu saja, aku akan berusaha menemukannya."
Tiba-tiba mereka sampai di sebuah rumah.
Prajurit : "Permisi."(Sambil mengetuk pintu)
Ibu Tiri : "Iya sebentar. Eh, orang dari kerajaan. Ada apa ya? Mari masuk."
Pangeran : "Tidak, terimakasih. Kami disini saja. Apakah ibu mempunyai anak gadis?"
Ibu Tiri : "Tentu saja. Lola, Loli… Kemari."
Lola dan Lali : "Iya mama."
Prajurit : "Bukannya disini ada 3 orang gadis?"
Ibu Tiri : "Yang satu adalah pembantu saya dan dia tidak mungkin ada di pesta."
Prajurit : "Baiklah, tolong Lola dan Loli mencoba sandal ini."
Lola : "Ini pasti pas buat aku. Loh kok kekecilan, pasti ada yang salah dengan sandalnya."
Lali : "Hahaha… Pasti itu cocok untukku. Loh kok kebesarann!"
Ibu Tiri : "Minggir-minggir biar aku yang mencobanya! Aduh, kenapa kesempitan?! (Memaksakan kakinya agar pas dengan sandal itu)
Pangeran : "Bagaimana jika pembantumu ikut mencobanya, bukankah dia seorang gadis?"
Lola dan Lali : "Tapi…"
Ibu Tiri : "Dia hanya seorang pembantu, dia tidak pantas."
Tiba-tiba Cinderella keluar dan menawarkan dirinya untuk mencoba sandal itu.
Prajurit : "Silahkan mencobanya."
Cinderella : "Baiklah."
Prajurit : "Pangeran, ternyata sandalnya pas."
Pangeran : "Benarkah, ternyata selama ini kau gadis yang kucari."
Cinderella : "Aku juga mempunyai pasangannya."
Akhirnya Pangeran pun menemukan cinta sejatinya.