Judulnya
STAY ALIVE, ini film horror Barat pertama yang aku tonton... Waktu itu aku nontonnya
di channel Star Movie (biaaaassssssssaaaaaa,, nggak punya dana buat nonton ke
bioskop) tepat tengah malam, biasanya
aku paling males nonton film Barat tapi nggak tau kenapa pas liat ekstranya di Star
Movie... Malamnya aku langsung excited banget buat nungguin tu film mulai...
aku tongkrongi tv mulai dari jam 10, yang biasanya aku udah pergi dari dunia
nyata, entah kemana... hehehe... Gara-gara STAY ALIVE juga aku sekarang lebih
suka nonton film Barat terutama yang bergenre HORROR...
huahehehehehahahahihihi...
STAY
ALIVE tu ceritanya gini...
Pada suatu
hari... (nggak deh kelamaan... langsung aja yaa... )
Stay Alive
itu di rilis tahun 2006, naskah ceritanya ditulis oleh William Brent Bell yang
juga jadi sutradara di film ini dan Gary Barber...
Film ini
dibintangi oleh aktor dan aktris yang udah pasti jago banget aktingnya... Pemain
yaitu Jon Foster sebagai Hutch, Frankie Muniz sebagai Swink, Samaire Armstrong
sebagai Abigail, Jimmi Simpson sebagai Phineus, Sophia Bush sebagai October,
Milo Ventimiglia sebagai Loomis, Adam Goldberg sebagai Miller, Maria Kalinina
sebagai Elizabeth Bathory, Billy Slaughter sebagai Rex,
Nicole Opperman sebagai Sarah, dan April Wood sebagai Loretta .
Kisah
film ini diangkat dari sebuah kasus pembunuhan yang pernah terjadi pada abad
ke-17. Pembunuhan tersebut menimpa seorang wanita bangsawan hingga dikenal
dengan kasus The Blood Countess. Kejadian menyeramkan itu sendiri akhirnya
sering disebut-sebut sebagai pembunuhan Blood Countess.
Cerita film ini diawali dengan pemunculan sekelompok remaja, yang masih menyukai segala macam kesenangan. Salah satu di antara mereka nekad memainkan sebuah permainan terlarang. Namun, sukses memuaskan rasa keingintahuannya itu ternyata harus dibayar mahal dengan nyawanya.
Kematian remaja yang satu ini menjadi tanda tanya bagi keempat temannya yang lain. Menyusuri jejak kematian tersebut, keempat sekawan ini menemukan petunjuk melalui sebuah permainan online.
Game Online merupakan permainan yang saat ini memang sedang digandrungi para remaja. Selain si pemain bisa keasyikan bertempur untuk mengalahkan musuh-musuhnya dalam permainan tersebut, game online bisa menambah pergaulan. Cukup dengan membuka internet, seseorang bisa memainkan setiap karakter tokoh dalam game tersebut. Bayangkan saja, kita bahkan bisa bermain dengan seseorang dari negara yang berbeda.
Permainan Blood Countess ini menjadikan para pemainnya merasa penasaran. Tidak ada yang mengetahui secara pasti permainan macam apa yang akan disajikan dalam Blood Countess tersebut.
Para gamers (sebutan untuk pecinta game), yang berhasil membuka website permainan ini akan merasa ketagihan. Ia akan merasa penasaran untuk terus melanjutkan permainan ini hingga selesai. They're dying to play it.
Ketika keempat sekawan ini mulai memainkan game tersebut dalam sambungan online, tanpa diduga-duga nuansa teror mulai mereka rasakan. Selanjutnya, tanpa bisa mereka hindari, satu per satu dari kelompok remaja tersebut mati terbunuh.
Game online tersebut tidak hanya mengundang kematian para remaja, tetapi juga membuat keempatnya seolah terputus dari dunia nyata. Mereka pun seolah hidup dalam dunia maya.
Lepas dari dunia nyata, membuat mereka tersadar untuk berupaya bisa menemukan jalan keluar dari masalah tersebut. Tetapi untuk bisa lolos kembali ke dunia nyata, mereka dituntut bisa mengalahkan kekejaman Blood Countess.
Rasa penasaran memang terkadang mendorong seseorang untuk bisa menjadi lebih pintar. Tapi terkadang rasa penasaran justru membawa malapetaka yang cukup besar, bahkan tanpa disadari nyawa bisa melayang hanya untuk memuaskan rasa penasaran tersebut.
Sikap remaja yang penuh dengan rasa keingintahuan yang tinggi, terkadang membuat mereka tidak bisa berpikir panjang tentang segala sesuatu. Bahkan, tidak terpikir dalam benak mereka untuk mengetahui terlebih dahulu secara lebih dalam apa yang sedang mereka kerjakan dengan berbagai risikonya.
Cerita film ini diawali dengan pemunculan sekelompok remaja, yang masih menyukai segala macam kesenangan. Salah satu di antara mereka nekad memainkan sebuah permainan terlarang. Namun, sukses memuaskan rasa keingintahuannya itu ternyata harus dibayar mahal dengan nyawanya.
Kematian remaja yang satu ini menjadi tanda tanya bagi keempat temannya yang lain. Menyusuri jejak kematian tersebut, keempat sekawan ini menemukan petunjuk melalui sebuah permainan online.
Game Online merupakan permainan yang saat ini memang sedang digandrungi para remaja. Selain si pemain bisa keasyikan bertempur untuk mengalahkan musuh-musuhnya dalam permainan tersebut, game online bisa menambah pergaulan. Cukup dengan membuka internet, seseorang bisa memainkan setiap karakter tokoh dalam game tersebut. Bayangkan saja, kita bahkan bisa bermain dengan seseorang dari negara yang berbeda.
Permainan Blood Countess ini menjadikan para pemainnya merasa penasaran. Tidak ada yang mengetahui secara pasti permainan macam apa yang akan disajikan dalam Blood Countess tersebut.
Para gamers (sebutan untuk pecinta game), yang berhasil membuka website permainan ini akan merasa ketagihan. Ia akan merasa penasaran untuk terus melanjutkan permainan ini hingga selesai. They're dying to play it.
Ketika keempat sekawan ini mulai memainkan game tersebut dalam sambungan online, tanpa diduga-duga nuansa teror mulai mereka rasakan. Selanjutnya, tanpa bisa mereka hindari, satu per satu dari kelompok remaja tersebut mati terbunuh.
Game online tersebut tidak hanya mengundang kematian para remaja, tetapi juga membuat keempatnya seolah terputus dari dunia nyata. Mereka pun seolah hidup dalam dunia maya.
Lepas dari dunia nyata, membuat mereka tersadar untuk berupaya bisa menemukan jalan keluar dari masalah tersebut. Tetapi untuk bisa lolos kembali ke dunia nyata, mereka dituntut bisa mengalahkan kekejaman Blood Countess.
Rasa penasaran memang terkadang mendorong seseorang untuk bisa menjadi lebih pintar. Tapi terkadang rasa penasaran justru membawa malapetaka yang cukup besar, bahkan tanpa disadari nyawa bisa melayang hanya untuk memuaskan rasa penasaran tersebut.
Sikap remaja yang penuh dengan rasa keingintahuan yang tinggi, terkadang membuat mereka tidak bisa berpikir panjang tentang segala sesuatu. Bahkan, tidak terpikir dalam benak mereka untuk mengetahui terlebih dahulu secara lebih dalam apa yang sedang mereka kerjakan dengan berbagai risikonya.
2 komentar:
gan, stay alive itu nyata ngga sih?
soal nya gue pengen nyoba game nya
hello mas bro. mau mati tergantung. ih serem deh ngeriiii ku aja ngeliat nya sampek ketakutan
Posting Komentar